Rabu, 18 Juli 2012

Sensasi Pendakian Lawu 3265 Mdpl


Mendaki gunung bisa dikatakan sebuah candu. Iya, candu dalam hal positif tentunya. Dan memang tak bisa ditahan beberapa waktu saja untuk tak memikirkan tentang gunung. Baru juga sebulan aku tak mencium aroma pegunungan, tapi rindu hati yang terus bergejolak ini tak bisa dicegah ceileeehh.. :D Sepertinya aku udah terlanjur jatuh cinta dengan gunung.

Nahh.. tulisan kali ini tentang perjalananku ke gunung yang ada diperbatasan dua propinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur, apalagi kalo bukan Gunung Lawu 3.265 Mdpl yang dikenal memiliki cerita sejarah dan tersimpan nilai-nilai kesakralan, bagi sebagian masyarakat yang menganggapnya keramat. Whatever lah, niat utamaku ke Lawu untuk menikmati alam yang sungguh luar biasa ini, hal yang berbau mistis hanya sekedar tau saja, biar lebih berhati-hati dalam menjaga sikap dan berbicara.

Pendakian kali ini sebenarnya hanya sebuah tawaran yang mendadak. H-2 ditawarin sodara sepupu buat muncak ke Lawu. Hmm.. tawaran yang menggiurkan ini, mumpung aku juga belum pernah menginjakkan kaki di Puncak Hargo Dumilah, kesempatan bagus susah untuk ditolak hahaha.. Akhirnya H-1 dipastikan yang ikut 4 personel, Aku, Ilham, Rahman (Maman), Muna. Oke, segera mempersiapkan seperangkat alat pendakian. Rencana pendakian 2 hari, 14-15 Juli 2012, berangkat dari Klaten Sabtu jam 16.00 WIB. Tapi ettapii, ini Indonesia men, tau kan,, iya molooorr :(

Akhirnya kita berangkat dari Klaten habis Maghrib jam 18.30 WIB, langsung meluncur menuju Solo. Mampir ke kontrakan si Maman dulu ambil peralatan dan mampir buat sholat Isya sekalian. Jam 21.00 kita meninggalkan Solo, sampai di Basecamp jam 22.30. Untuk menemukan Basecamp Lawu pun mudah, karena berada di samping jalan raya.

Ada dua jalur pendakian yang umumnya digunakan yaitu Cemoro Kandang di Karanganyar, Jawa Tengah, serta Cemoro Sewu di Magetan, Jawa Timur. Kedua jalur ini hanya berjarak sekitar 1 Km. Pendakian melalui Cemoro Sewu akan melewati 5 pos, dan medan yang dilalui lebih ngetrek. Akan tetapi jika kita lewat jalur ini kita akan sampai puncak lebih cepat daripada lewat jalur Cemoro Kandang. Kita memilih mendaki via Cemoro Sewu, karena dengan pertimbangan lebih cepat sampai puncak itu tadi.

Sampai di basecamp kita istirahat bentar. Di basecamp Cemoro Sewu memiliki suhu yang sangat rendah. Beeuuuuhh.. baru kali ini kurasakan dinginnya gunung yang super duper dingin, ini baru berada di basecamp, gimana di puncaknya, sedingin apa coba. udara di Cemoro Sewu seakan merasuk sampai ketulang kita, udara bagaikan air es. Untuk mengurangi rasa dingin yang terus menyelimuti, kita mencari yang hangat di warung dulu, sekalian mengisi amunisi sebelum pendakian. Warungnya terletak didekat basecamp, jadi tak perlu susah-susah menemukan warung di Lawu. Dan di dekat basecamp juga terdapat sebuah Mushola, dan MCK.  Setelah dirasa udah siap, kita langsung menuju loket masuk pendakian. Tiap orang hanya dikenai biaya Rp 5.000,00. Jam 23.30 WIB kita mulai pendakian, tentunya diawali dengan berdoa dulu semoga diberi kelancaran dalam pendakian kali ini, dan kembali ke rumah dalam keadaan selamat.

Pendakian melalui Cemoro sewu ini jalannya cukup tertata dengan baik. Jalannya terbuat dari batu-batuan yang sudah ditata. Karena memang selain untuk jalur pendakian, Gunung Lawu ini juga digunakan masyarakat untuk berziarah. Awal perjalanan, kita menemui vegetasi hutan pinus dan ladang penduduk dan sebelum sampai di pos 1 kita juga menemui 2 pos bayangan. Akhirnya, jam 00.45 WIB kita sampai di Pos 1 yang berbentuk sebuah bangunan masih layak pakai, dan berada di kanan jalan. Disana kita bertemu dua orang pendaki lain yang sudah sampai duluan. Dari basecamp-Pos 1 ini dapat ditempuh sekitar 1 jam. Kita istirahat sebentar sekitar 10 menit, kemudian langsung melanjutkan perjalanan menuju Pos 2.

Perjalanan menuju Pos 2 melalui hutan pinus dan hutan akasia, dan jalan yang dilalui tetap berbatu yang tertata rapi. Dari Pos 1 – Pos 2, sebenarnya bisa ditempuh sekitar  1 jam, tapi karena kita sering istirahat jadi kita memakan waktu yang cukup lama. Akhirnya jam 02.45 WIB kita sampai di Pos 2, lumayan memakan waktu 2 jam hehe.. ya wajar, karena menurutku perjalanan dari Pos 1-Pos 2 ini lumayan agak panjang. Di pos 2 terdapat pondok yang di depannya ada sebuah tebing, tepatnya pos 2 ini ada di kiri jalan. Tapi bangunan di pos 2 ini keadaannya udah sangat memprihatinkan. Tempat ini juga strategis untuk bermalam, cuman gak ada sumber mata air di Pos 2. Disana udah ada beberapa rombongan pendaki lain yang mulai memasak, dan kita pun istirahat sejenak sekedar untuk membuat kopi untuk sedikit menghangatkan tubuh.
 seperti inilah bangunan di pos 2

Jam 03.45 WIB kita kembali melanjutkan perjalanan menuju pos 3. Kita memang tak ada niatan buat ngecamp, rencananya memang kita akan istirahat agak panjang di Pos 5 aja dan menikmati sunrise disana. Makanya, perjalanan dari Pos 2 ke Pos 3 ini untuk berhenti istirahat dikurangi. Jam 04.40 WIB kita berhenti sejenak buat sholat Shubuh, dan tak lama kita sampai juga di Pos 3 sekitar jam 05.00 WIB. Di Pos 3 terdapat bangunan/pondok untuk beristirahat para pendaki, terletak disebelah kanan jalan. Kita pun gak berhenti, langsung melanjutkan perjalanan ke pos 4, mengingat matahari akan segera terbit.

Oh God, waktu makin sempit, kaki pun dipaksakan untuk tetap terus berjalan dengan cepat. Agak ragu juga untuk mengejar sunrise di Pos 4, tapi kita tetap positif thinking. Semangat ini terus membara. Hap..hap..hap.. Pos 4 mana ini Pos 4.. kenapa belum sampai juga. Hahh.. udah berusaha sekuat tenaga, tapi apa daya, matahari udah muncul. Dan kita gak bisa ngeliat indahnya sunrise huhuhuuu.. :( ya sudahlaah.. kita tetap melanjutkan perjalanan ini. Menuju pos 4 ini kita harus melewati medan yang menanjak, dan berliku. Dengan batuan yang sudah tersusun rapi. Perjalanan ke Pos 4 biasanya akan tercium bau belerang yang berasal dari kawah. Karena terletak di jurang, dan kawah ini susah untuk di kunjungi. Akhirnya, kita sampai juga di pos 4, waktu menunjukkan hampir jam 07.00 WIB. Oh Tuhan, dimanapun gunung yang berhasil kita daki, kita tak akan pernah berhenti menyebut betapa Agung kekuasaan-Nya. Gunung memang tiada duanya. Disini tak ada yang bisa menghalangi mata kita untuk menikmati indahnya alam ini. Segerombolan awan dengan jelasnya kita lihat hanya dengan menundukkan kepala kita. Luaaaarr biasaaa bukan..
 aku diatas awan lhoo :D (pos 4)


ki-ka: Muna, Maman, aku :)

Tak lupa, ritual para pendaki juga kita lakukan,, apalagi kalo bukan foto bernarsis-narsis ria. Karena kalo di gunung gak narsis, dijamin bakalan ruuuugii hehehe.. Setelah puas narsisnya, kita langsung melanjutkan perjalanan menuju pos 5. Lagi-lagi kita dikejutkan dengan pemandangan alam yang sungguh luar biasa indahnya. Banyak bunga Edelweis nan cantik bertaburan dimana-mana. Dan kita menemukan bunga Edelweis pink yang baru kali ini aku temui. Sebenernya ada lagi Edelweis ungu yang terkenal di Lawu ini, tapi kenapa aku gak menemuinya ya, gak menyadari mungkin. Tapi ettapii.. kamera yang kita bawa kenapa lowbatt. Oh tidaaakk.. mungkin ini karena suhu rendah yang luar biasa dinginnya kali ya, batrey kamera ikutan membeku kedinginan. Haduuuhh.. mana belum puas foto-fotonya. Tiada rotan akar pun jadi, kamera lowbat, kamera HP pun jadi haha..
 Bunga Edelweis nan cantik :)

 si ilham lagi ngapain ini :D

Dari pos 4 ke pos 5 ini jaraknya gak begitu jauh, hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit dengan medan yang datar. Dan kita sampai di pos 5 sekitar jam 08.00 WIB. Kita putuskan untuk istirahat disini, sarapan, memejamkan mata sebentar. Karena lebih dari 24 jam mata kita belum terpejam. Aku tetap saja gak bisa tidur, si Maman juga gak bisa tidur dia, tapi si Ilham dan Muna keliatan pules banget tidurnya, akuuu ngiri oeeey.. :(

 

Jam 10.00 WIB kita mulai packing, dan jam 10.25 WIB kita mulai melanjutkan perjalanan. Sekitar 10 menit kita sampai di Sendang Drajat. Dari Sendang Drajat menuju Puncak Hargo Dumilah ditempuh dengan melewati medan yang menanjak. Sebelum sampai puncak, kita bertemu dengan seorang bapak-bapak yang akan menjalani suatu ritual selama 40 hari katanya. Hmm.. entahlah maksudnya ritual  apa kita juga gak begitu tau. Tak berapa lama waktu menunjukkan jam 11.30 WIB, kita sampai juga di puncak tertinggi Gunung Lawu, Puncak Hargo Dumilah 3265 Mdpl. Alhamdulillah..
 Puncak tertinggiku Hargo Dumilah 3265 Mdpl

Di puncak hanya ada beberapa pendaki yang tersisa, karena juga udah terlalu siang, jadi pendaki yang lain udah banyak yang turun. Disini kita bertemu rombongan pendaki dari Solo dan Tangerang. Nahh.. uniknya para pendaki itu disini, baru juga kenal beberapa menit tapi kaya udah kenal bertahun-tahun. Ngobrol, bercanda gak jelas, dan foto-foto tentunya. Diantara pendaki yang dari Solo ternyata ada sepasang pengantin baru.. uhh.. so sweet banget sih, jadi pengen,, suatu saat nanti mendaki bareng kaya mereka ahh hahaha..

Setelah hampir satu jam di puncak, akhirnya, jam 12.25 WIB kita memutuskan untuk turun. Dari kejauhan warung pecel Mbok Yem udah terlihat. Tanpa pikir panjang, kita langsung menuju warung Mbok Yem. Nahh.. ini dia, istimewanya Gunung Lawu, di dekat Puncak ada warung yang menyediakan makanan bagi pendaki. Hmm.. enak kan,, tinggal bilang “Mbok, pesan Pecel 1” dan kenyanglah kita hehe.. Luar biasa memang, dan mungkin ini warung tertinggi yang ada di Indonesia.
 Warung Mbok Yem tertinggi di Indonesia :D

Kita memutuskan untuk istirahat sejenak di Warung Mbok Yem ini, beruntung bisa memejamkan mata sebentar. Jam 14.30 WIB, kita pamit untuk turun. Sampai di pos 5 udah waktu ashar, akhirnya kita berhenti buat sholat dulu. Selesai sholat kita langsung lanjut, dan ternyata langit makin lama makin gelap. Padahal kita masih jauh dari basecamp, dan saat Maghrib kita baru sampai di pos 2. Senter kembali kita siapkan, dan ternyata oh ternyata, senter makin redup. Beruntung, tak lama di belakang kita ada bapak-bapak pendaki solois yang baik hati menawari kita senternya buat kita pinjam. Terimakasih bapak, semoga kebaikan bapak di balas oleh Allah :) Dan selama perjalanan turun, kita jadi tau ternyata beliau seorang pendaki senior. Salut deh dengan beliau, dengan usianya yang hampir mencapai 60 tahun, semangatnya tetap luaaar biasaa..
Akhirnya, sampai juga kita di basecamp, tepat jam 19.30 WIB. Istirahat dan ngopi-ngopi sebentar. Dan jam 20.00 WIB kita siap meluncur menuju Klaten..

Dan setiap perjalanan pasti ada sebuah kisah dan cerita yang akan selalu di ingat dan menjadi sebuah pengalaman yang akan memberikan kesan dan ilmu bagi pelakunya...


Pendakian Gunung Lawu via Cemoro Sewu, Magetan, Jawa Timur
14-15 Juli 2012
Salam Lestari,
Rizky Fauzy