Kamis, 20 Desember 2012

Pendakian Pertamaku (Gunung Ungaran 2.050 Mdpl)

Flashback ke tahun 2011. Ya, waktu itu pertama kalinya aku menerjunkan diri di dunia pendakian, yang mana ini awal dari perjalananku menapaki puncak gunung. Memang untuk mengambil sebuah keputusan itu tak mudah, butuh sikap yang sedikit nekat asal tetap ada dasarnya.

Aku memang tak mempunyai background pecinta alam, karena di kampus pun aku tak bergelut dengan organisasi pecinta alam. Sebenarnya diawal perkuliahan dulu pengen banget ikut organisasi mapala, tapi terhalang oleh susahnya perijinan dari orang tua jadinya ya aku urungkan keinginan itu. Suatu ketika salah seorang teman mengajak untuk ikut pendakian ke Merbabu, ajakan itu benar-benar memikat hasratku untuk sekedar mencium aroma kesejukan pegunungan. Tapi ya kembali lagi ACC dari orang tua tetap belum bisa aku dapatkan. Sempat putus asa waktu itu, mungkin semua ini hanya mimpi, susah untuk aku wujudkan. Untuk bermimpi memang tak ada batasan, tapi ijin dan restu orang tua yang menjadikan mimpi itu terbatas. Apa boleh buat, ajakan itu aku tolak secara halus, karena kalo ke gunung tanpa mengantongi restu dari orang tua ditakutkan terjadi hal yang tak diinginkan.

Entah ada bisikan darimana, tiba-tiba aku mempunyai trik biar bisa ke gunung. Dengan sedikit berbohong dengan orang tua (ijin samar-samar tepatnya :D) aku pergi ke Semarang. Ijinnya sih mau ke tempat sodara, tapi disisi lain tujuan utamanya untuk mendaki ke Gunung Ungaran, Semarang hehe.. Tingginya sih gak seberapa 2.050 Mdpl, tapi medannya sangat tepat untuk pendaki pemula. Oke, akhirnya, tanggal 14 Oktober aku pergi ke Semarang, dengan ditemani motor yang setia mengantarku kemanapun aku mau. Hampir 3 jam perjalanan akhirnya sampai juga di rumah sodara, dan besok sorenya pendakian dimulai bersama 3 orang sodara (cowok semua) yang asli Ungaran.

Sore itu, tepatnya tanggal 15 Oktober 2011 kita berempat memulai pendakian. Sebenarnya dari kita gak ada yang jago mendaki, tapi dua diantaranya pernah mendaki ke Gunung Ungaran. Ya.. ini memang agak sedikit nekat, dengan membawa peralatan seadanya tapi tetap mengutamakan keamanan dan kenyamanan tentunya.

Dari rumah sodara jaraknya gak terlalu jauh, hanya membutuhkan waktu tak kurang dari 1 jam. Gunung ini dapat didaki dari Jimbaran - Ungaran, atau dari Taman Wisata Candi Gedung Songo - Ambarawa. Untuk menuju puncak Gunung Ungaran ini dibutuhkan waktu sekitar 5 jam dari candi Gedung Songo, atau sekitar 8 jam dari Jimbaran. Dan kita lebih memilih untuk melewati dari Jimbaran.

Perjalanan dimulai dari Desa Sidomukti, Gunung Ungaran. Dari Desa Sidomukti nanti naik terus aja, sampai pada akhirnya ketemu pos pendakian pertama Gunung Ungaran. Sebelum sampai di pos pendakian, motor kita titipkan dirumah penduduk dan katanya itu juga masih sodara, entah sodara dari mana aku juga kurang tau hehe.. akhirnya dari rumah penduduk itu kita jalan. Awal pendakian kita jalani dengan tanjakan berbatu, lumayan anggap aja ini untuk pemanasan. Kita istirahat sebentar di basecamp untuk sholat maghrib, dan setelah itu kita melanjutkan pendakian.

Awal pendakian dengan jalan berbatu

Dari basecamp ambil jalan kanan, ntah kenapa waktu itu tiba-tiba nyasar, tapi gak begitu jauh. Langsung di kasih tau pendaki lain kalo ternyata kita salah jalur, tanpa perlu pikir panjang kita langsung balik kanan. Di awal-awal pendakian ini jalannya enak sih, gak begitu menguras tenaga. Oia di gunung ungaran ada sumber air, jadi gak perlu khawatir kalo kehabisan air. Sekitar jam 20.00 kita berhenti untuk sholat isya’ di dekat sebuah bangunan pondok dan bak penampungan air yang menyerupai kolam renang.

Selesai sholat kita melanjutkan perjalanan. Terdapat percabangan jalan, kekiri adalah menuju puncak sedang lurus adalah jalur menuju Babadan, Ungaran. Jalan agak menanjak hingga kemudian mendatar untuk menuju pertigaan yang merupakan jalur ke puncak. Di ujung jalan datar, kita sampai dipertigaan si kendil, sebuah percabangan di perbatasan antara kebun kopi si kendil milik PTP dengan perkebunan teh milik PT Astra.

Di perkebunan teh ini juga ada beberapa pendaki yang mendirikan tenda disini, tapi kita memutuskan untuk langsung menuju puncak malam ini. Semakin lama jalan semakin menanjak dan trek pendakian semakin terjal. Jarak pandang pun semakin pendek dikarenakan waktu itu kabut cukup tebal. Lumayan ngos-ngosan juga ini, aku minta istirahat sebentar. Keenakan istirahat malah bikin ngantuk, daripada kelamaan ntar malah jadi ketiduran, akhirnya perjalanan kita lanjutkan. Ayoook.. bertahan, bentar lagi puncak, batinku berkata untuk menyemangati diri sendiri. Akhirnya tak lama sampai juga kita di puncak, yeeeeaayy... puncaaakk..

Waktu menunjukkan jam 00.10 kalo gak salah. Ternyata uda ada banyak pendaki yang mendahului kita sampai puncak. Seperti gak nyangka ternyata aku ada di puncak tertinggi Gunung Ungaran, alhamdulillah.. kita langsung nyari tempat buat ngecamp, buat minuman hangat dan masak mie. Baru kali ini aku merasakan dinginnya bukan main, pakai jaket dobel tapi tetep aja masih kedinginan. Setelah semua beres kita pun istirahat.
Jam 04.00 kita langsung sholat shubuh, setelah itu buat minuman hangat dan menunggu sunrise. Oh Tuhan, dari puncak ini kita bisa melihat deretan gunung-gunung yang ada di Jawa Tengah. Gunung Merbabu, Gunung Telomoyo, Gunung kembar Sindoro dan Sumbing. Dan dari sini kita juga bisa melihat Rawa Pening. Tuhan.. indah sekali lukisan-Mu ini..

 Tugu di puncak ungaran 2.050 Mdpl





vandalisme terang-terangan :(
Pemandangan Kota Semarang



Jam 07.00 kita memutuskan utuk turun, dan ternyata jalan yang aku lalui semalam cukup mengerikan seukuranku sebagai pendaki pemula. Di jalan kita ketemu rombongan bule, dan sempat aku bertanya ternyata mereka berasal dari Kroasia. Sampai juga kita di perkebunan teh, disini juga terdapat Gua Jepang di tengah-tengah perkebunan teh. Gua ini dibangun pada masa pendudukan Jepang dan merupakan tempat persembunyian tentara Jepang ketika Perang Dunia ke II. Gua Jepang berupa lorong panjang sekitar 150 meter. Terdapat ruangan-ruangan di sisi kiri dan kanan lorong, untuk memasuki gua harus menggunakan lampu senter. Selain Gua Jepang disini juga ada Candi Promasan yang berupa kamar mandi umum terbuka yang berhiaskan patung-patung sederhana, konon dengan mandi di tempat ini akan membuat kita awet muda.



di tengah-tengah perkebunan teh


Setelah selesai bersih-bersih kita langsung turun, sekitar pukul 11 kita sudah sampai di kaki gunung. Akhirnya sampai juga di rumah sodara. Aku tiduran sebentar, dan habis Ashar aku putuskan untuk pulang ke Klaten *sendirian* cukup nekat memang, tapi alhamdulillah sampai di rumah dalam keadaan selamat.. :)


2 komentar:

  1. Ungaran, udh beberapa kali berencana naik tapi gagal terus. Jalurnya keliatan jelas apa ngga ya? thanks

    BalasHapus
    Balasan
    1. jelas kok mas.. treknya enak banget,, banyak bonusnya juga.. :D
      makasi juga uda berkunjung :)

      Hapus