Flashback ke tahun 2011. Ya, waktu itu
pertama kalinya aku menerjunkan diri di dunia pendakian, yang mana ini awal
dari perjalananku menapaki puncak gunung. Memang untuk mengambil sebuah
keputusan itu tak mudah, butuh sikap yang sedikit nekat asal tetap ada
dasarnya.
Aku memang tak mempunyai background pecinta
alam, karena di kampus pun aku tak bergelut dengan organisasi pecinta alam.
Sebenarnya diawal perkuliahan dulu pengen banget ikut organisasi mapala, tapi
terhalang oleh susahnya perijinan dari orang tua jadinya ya aku urungkan
keinginan itu. Suatu ketika salah seorang teman mengajak untuk ikut pendakian
ke Merbabu, ajakan itu benar-benar memikat hasratku untuk sekedar mencium aroma
kesejukan pegunungan. Tapi ya kembali lagi ACC dari orang tua tetap belum bisa
aku dapatkan. Sempat putus asa waktu itu, mungkin semua ini hanya mimpi, susah
untuk aku wujudkan. Untuk bermimpi memang tak ada batasan, tapi ijin dan restu
orang tua yang menjadikan mimpi itu terbatas. Apa boleh buat, ajakan itu aku
tolak secara halus, karena kalo ke gunung tanpa mengantongi restu dari orang
tua ditakutkan terjadi hal yang tak diinginkan.
Entah ada bisikan darimana, tiba-tiba
aku mempunyai trik biar bisa ke gunung. Dengan sedikit berbohong dengan orang
tua (ijin samar-samar tepatnya :D) aku pergi ke Semarang. Ijinnya sih mau ke
tempat sodara, tapi disisi lain tujuan utamanya untuk mendaki ke Gunung
Ungaran, Semarang hehe.. Tingginya sih gak seberapa 2.050 Mdpl, tapi medannya
sangat tepat untuk pendaki pemula. Oke, akhirnya, tanggal 14 Oktober aku pergi
ke Semarang, dengan ditemani motor yang setia mengantarku kemanapun aku mau.
Hampir 3 jam perjalanan akhirnya sampai juga di rumah sodara, dan besok sorenya
pendakian dimulai bersama 3 orang sodara (cowok semua) yang asli Ungaran.
Sore itu, tepatnya tanggal 15 Oktober
2011 kita berempat memulai pendakian. Sebenarnya dari kita gak ada yang jago
mendaki, tapi dua diantaranya pernah mendaki ke Gunung Ungaran. Ya.. ini memang
agak sedikit nekat, dengan membawa peralatan seadanya tapi tetap mengutamakan keamanan
dan kenyamanan tentunya.
Dari rumah sodara jaraknya gak terlalu
jauh, hanya membutuhkan waktu tak kurang dari 1 jam. Gunung ini dapat didaki
dari Jimbaran - Ungaran, atau dari Taman Wisata Candi Gedung Songo - Ambarawa.
Untuk menuju puncak Gunung Ungaran ini dibutuhkan waktu sekitar 5 jam dari
candi Gedung Songo, atau sekitar 8 jam dari Jimbaran. Dan kita lebih memilih
untuk melewati dari Jimbaran.
Perjalanan dimulai dari Desa
Sidomukti, Gunung Ungaran. Dari Desa Sidomukti nanti naik terus aja, sampai
pada akhirnya ketemu pos pendakian pertama Gunung Ungaran. Sebelum sampai di
pos pendakian, motor kita titipkan dirumah penduduk dan katanya itu juga masih
sodara, entah sodara dari mana aku juga kurang tau hehe.. akhirnya dari rumah
penduduk itu kita jalan. Awal pendakian kita jalani dengan tanjakan berbatu,
lumayan anggap aja ini untuk pemanasan. Kita istirahat sebentar di basecamp
untuk sholat maghrib, dan setelah itu kita melanjutkan pendakian.
Awal pendakian dengan jalan berbatu
Dari basecamp ambil jalan kanan, ntah
kenapa waktu itu tiba-tiba nyasar, tapi gak begitu jauh. Langsung di kasih tau
pendaki lain kalo ternyata kita salah jalur, tanpa perlu pikir panjang kita
langsung balik kanan. Di awal-awal pendakian ini jalannya enak sih, gak begitu
menguras tenaga. Oia di gunung ungaran ada sumber air, jadi gak perlu khawatir
kalo kehabisan air. Sekitar jam 20.00 kita berhenti untuk sholat isya’ di dekat
sebuah bangunan pondok dan bak penampungan air yang menyerupai kolam renang.
Selesai sholat kita melanjutkan perjalanan.
Terdapat percabangan jalan, kekiri adalah menuju puncak sedang lurus adalah
jalur menuju Babadan, Ungaran. Jalan agak menanjak hingga kemudian mendatar
untuk menuju pertigaan yang merupakan jalur ke puncak. Di ujung jalan datar,
kita sampai dipertigaan si kendil, sebuah percabangan di perbatasan antara
kebun kopi si kendil milik PTP dengan perkebunan teh milik PT Astra.
Di perkebunan teh ini juga ada
beberapa pendaki yang mendirikan tenda disini, tapi kita memutuskan untuk
langsung menuju puncak malam ini. Semakin lama jalan semakin menanjak dan trek
pendakian semakin terjal. Jarak pandang pun semakin pendek dikarenakan waktu
itu kabut cukup tebal. Lumayan ngos-ngosan juga ini, aku minta istirahat
sebentar. Keenakan istirahat malah bikin ngantuk, daripada kelamaan ntar malah
jadi ketiduran, akhirnya perjalanan kita lanjutkan. Ayoook.. bertahan, bentar
lagi puncak, batinku berkata untuk menyemangati diri sendiri. Akhirnya tak lama
sampai juga kita di puncak, yeeeeaayy... puncaaakk..
Waktu menunjukkan jam 00.10 kalo gak
salah. Ternyata uda ada banyak pendaki yang mendahului kita sampai puncak. Seperti
gak nyangka ternyata aku ada di puncak tertinggi Gunung Ungaran,
alhamdulillah.. kita langsung nyari tempat buat ngecamp, buat minuman hangat
dan masak mie. Baru kali ini aku merasakan dinginnya bukan main, pakai jaket
dobel tapi tetep aja masih kedinginan. Setelah semua beres kita pun istirahat.
Jam 04.00 kita langsung sholat shubuh,
setelah itu buat minuman hangat dan menunggu sunrise. Oh Tuhan, dari puncak ini
kita bisa melihat deretan gunung-gunung yang ada di Jawa Tengah. Gunung
Merbabu, Gunung Telomoyo, Gunung kembar Sindoro dan Sumbing. Dan dari sini kita
juga bisa melihat Rawa Pening. Tuhan.. indah sekali lukisan-Mu ini..
Tugu di puncak ungaran 2.050 Mdpl
vandalisme terang-terangan :( |
Pemandangan Kota Semarang
Jam 07.00 kita memutuskan utuk turun,
dan ternyata jalan yang aku lalui semalam cukup mengerikan seukuranku sebagai
pendaki pemula. Di jalan kita ketemu rombongan bule, dan sempat aku bertanya
ternyata mereka berasal dari Kroasia. Sampai juga kita di perkebunan teh, disini
juga terdapat Gua Jepang di tengah-tengah perkebunan teh. Gua ini dibangun pada
masa pendudukan Jepang dan merupakan tempat persembunyian tentara Jepang ketika
Perang Dunia ke II. Gua Jepang berupa lorong panjang sekitar 150 meter.
Terdapat ruangan-ruangan di sisi kiri dan kanan lorong, untuk memasuki gua
harus menggunakan lampu senter. Selain Gua Jepang disini juga ada Candi
Promasan yang berupa kamar mandi umum terbuka yang berhiaskan patung-patung
sederhana, konon dengan mandi di tempat ini akan membuat kita awet muda.
di tengah-tengah perkebunan teh
Setelah selesai bersih-bersih kita
langsung turun, sekitar pukul 11 kita sudah sampai di kaki gunung. Akhirnya
sampai juga di rumah sodara. Aku tiduran sebentar, dan habis Ashar aku putuskan
untuk pulang ke Klaten *sendirian* cukup nekat memang, tapi alhamdulillah
sampai di rumah dalam keadaan selamat.. :)
Ungaran, udh beberapa kali berencana naik tapi gagal terus. Jalurnya keliatan jelas apa ngga ya? thanks
BalasHapusjelas kok mas.. treknya enak banget,, banyak bonusnya juga.. :D
Hapusmakasi juga uda berkunjung :)