Selasa, 08 Januari 2013

Menembus kabut Gunung Sumbing 3.371 Mdpl (Part 1)

30 Desember 2012 – 2 Januari 2013

Rencana awal pendakian ini sebenarnya sehabis wisuda kemarin, yaa.. sekitar tanggal 20-an Desember. Tapi dikarenakan ada beberapa personel masih ada jam kuliah dan beberapa tugas di kampus, akhirnya pendakian ditunda dan sepakat tanggal 30-1 kita mendaki, malah sekalian tahun baruan hehe...

Pendakian kali ini ada 7 orang personel, 4 orang personil pendakian Sindoro bulan Juni yang lalu ( aku, Inugk, Ucup, Moris), dan ada 3 personel baru (Vendra, Alinco, Edi).
kiri -kanan: Vendra, Edi, Inugk, Aku, Ucup
bawah: Alinco, Moris

Untuk mengantongi ijin dari ortu gak seperti biasanya, entah kenapa kali ini agak sulit, mungkin karena cuaca lagi musim hujan jadi ortu kurang setuju untuk pendakian kali ini. Berkali – kali aku coba merayu, alhamdulillah ibu ngebolehin, tapi bapak belum juga ngasi ijin. Sampai pada hari H, aku udah packing, udah siap-siap berangkat, lagi deh aku coba minta ijinnya, yaa.. akhirnya dikasih ijin juga, alhamdulillah.. tahap pertama lancar. 

Minggu, 30 Desember 2012
Entah ini pertanda apa, siang itu tiba-tiba mendung dan tak lama hujan turun, dan ternyata siang itu aku juga kedatangan tamu yang wajib tiap bulannya bagi kaum hawa, ya Tuhan gimana ini... Sempat maju mundur untuk pendakian kali ini, tapi mengingat semua persiapan udah beres, niat udah sejak dari kemarin-kemarin untuk mengobati rasa rindu ini dengan gunung, yah.. niat itu tetap bulat, pendakian tetap berlanjut. 

Kita janjian jam 13.00 ngumpul di tempatnya Inugk, dan jam 14.00 kita berangkat. Tapi siang itu cuaca kurang mendukung, hujan gak reda-reda. Akhirnya jam 14.00-an aku sama Moris baru sampai di tempatnya Inugk, saat itu baru ada Edi. Jam 15.00 baru Vendra dan Alinco datang dan disusul si Ucup. Kita langsung repacking, sholat ashar, dan jam 16.30 kita berangkat dengan sepeda motor. Yah, kita tetep berangkat dalam kondisi gerimis, hujan dari tadi siang gak reda-reda. Tapi walaupun begitu gak menyurutkan niat kita untuk menapakkan kaki di tanah Gunung Sumbing. Rute yang kita lewati dari Klaten – Jogja – Magelang – Temanggung – Wonosobo.

Perjalanan lumayan lama, karena hujan gak kunjung reda. Tak terasa waktu udah menjelang maghrib, kita berhenti sebentar buat makan dan sholat maghrib. Jam 19.30-an kita langsung melanjutkan perjalanan. Akhirnya hampir jam 23.00 sampai juga kita di basecamp Sumbing, Butuh, Garung, Kalikajar, Wonosobo. Sampai di basecamp kita lapor ke petugas untuk pendaftaran pendakian besok, tiap orang dikenai biaya Rp 5.000,00. Di basecamp kita udah dikasih rute pendakian, jadi kita gak perlu bingung-bingung. Setelah itu kita istirahat, niatnya pendakian besok pagi, jadi malam itu kita tidur di basecamp.
makan malam dulu.. :D

Senin, 31 Desember 2012
Pagi itu, sekitar jam 07.00 kita bersih-bersih, sarapan, repacking, dan jam 09.00 kita memulai pendakian. Tentunya tak lupa kita berdoa terlebih dahulu, semoga pendakian ini diberi kelancaran, selamat sampai rumah, dan tak terjadi sesuatu yang tak diinginkan.
 sebelum pendakian

Rencana kita naik lewat jalur baru, perjalanan dimulai dari basecamp jalan beraspal melewati perkampungan penduduk, dan tak lama jalan berubah menjadi jalan berbatu yang tertata rapi. Setelah jembatan kita akan melewati rimbunan bambu dan mulai memasuki ladang penduduk yang jalannya masih tetap berbatu. Haha.. ternyata baru sampai sini kita udah istirahat entah udah berapa kali. Jadi ingat pendakian ke Sindoro, jalannya juga gak jauh beda dari pendakian Sumbing. Sama-sama melewati jalan berbatu yang tertata rapi, melewati ladang penduduk yang cukup panjang. Cukup membosankan memang, tapi selama perjalanan kita disajikan oleh pemandangan yang cukup bagus, jadi gak begitu terasa capek. Sesekali kita bertemu dengan penduduk yang lagi berladang, jangan lupa kita menyapanya. Karena mereka pun akan membalas sapaan kita, mungkin mereka udah terbiasa dengan para pendaki, jadi tiap ada pendaki yang lewat pasti akan tersenyum.
 awal pendakian jalan beraspal
 diantara ladang penduduk
 (masih) diantara ladang penduduk

istirahat sejenak :D


Udah satu jam kita melewati ladang penduduk, tak lama kita menjumpai sungai kecil, jaraknya takjauh dari Pos I. Kita sampai di Pos I sekitar jam 12.00 siang, hehe.. cukup lama memang, karena kita sering istirahat jadi lumayan memakan waktu. Di Pos I kita gak berhenti, kita langsung kanjut perjalanan. Sekitar jam 13.00 kita berhenti di area yang cukup luas, mungkin bisa untuk dua tenda. Kita makan siang sebentar, lumayan meski cuma makan mie instan, tapi cukup untuk mengganjal perut hahaa...
bukan mie instannya, tapi kebersamaannya :D

Sekitar jam 14.00-an kita melanjutkan perjalanan, dan tak lama kita sampai di Pos II Gatakan. Pos II tempatnya agak tersembunyi, dan disini udah ada beberapa pendaki yang ngecamp disini. Kita tak berhenti lama di Pos II dan kita langsung melanjutkan perjalanan. Tak berapa lama kita sampai di memoriam, kita istirahat lagi, *haha... dari tadi istirahat mulu, kapan jalannya ini yaaa... :D*

Makin sore cuaca makin kurang mendukung, perlahan hujan turun. Tanpa pikir panjang kita langsung memakai jas hujan. Dan tak lama, tiba-tiba hujan makin deras, padahal kita belum sampai Pestan, perjalanan masih panjang. Entah ini tanda apa, hujan deras pas kita sampai ditanjakan. Batinku waktu itu, ini pendakian benar-benar berat, hujan, menanjak, berbatu, tak ada tempat untuk berteduh. Yang ada dipikiran kita hanyalah kapan kita sampai di tanah lapang, untuk segera mendirikan tenda dome. Bibirku tak henti-hentinya berdoa, Ya Allah.. bantu kami, selamatkan kami...

Akhirnya kita sampai juga di Pestan, sekitar jam 17.00 dalam keadaan kehujanan, dan waktu itu hujan masih tetap deras. Di Pestan udah ada bebebrapa tenda berdiri, hanya kita yang masih sibuk mendirikan tenda. Aku udah gak  bisa berbuat apa-apa, aku serahkan kepada mereka para lelaki yang mendirikan tenda. Lelah, kedinginan, suasana saat itu benar-benar mencekam. Aku hanya duduk didekat pohon, menunduk, dan terus berdoa. Dan benar, seperti hari sebelumnya, di Pestan memang sering terjadi badai, dan saat itu juga terjadi badai. Baru kali ini aku mengalami badai di gunung, dingin yang benar-benar luaaaarr biasaaaa....
Setelah maghrib hujan pun reda, alhamdulillah.. Allah masih menyelamatkan kami.. Malam itu kita hanya makan roti, karena badan juga udah cukup lelah. Dan ketika kita melihat keadaan di luar, Subhanallah indah sekali.. cuaca tiba-tiba cerah, kabut tebal tiba-tiba hilang, kerlap kerlip lampu kota dibawah membuat pemandangan makin cantik. 

Bersambung dulu yaa.. Masih banyak cerita disini yang bikin aku hampir mau nangis, jalan tanpa alas kaki, terpeleset :’( ntar lanjut di part 2...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar